Dorong Pembangunan Keluar dari Perangkap Negara Kelas Menengah
Berita Utama - Sabtu, 27 Juni 2020
Kementerian PPN/Bappenas mendorong pembangunan SDM agar Indonesia menjadi negara maju. Saat ini, Indonesia berada di level negara dengan pendapatan menengah. Pembangunan SDM ini penting agar Indonesia tidak terjebak di Middle Income Trap atau menjadi negara kelas menengah dan tidak dapat meningkat ke kelas negara maju. Diperkirakan, Indonesia dapat naik kelas dan terlepas dari Middle Income Trap pada 2033, padahal Indonesia sudah menjadi negara kelas menengah sejak 1992. “Kalau itu kejadiannya akan lama sekali, pertanyaannya apa yang bisa kita lakukan untuk mempercepat dan menjadi enabler supaya Indonesia bisa lebih cepat lepas dari jebakan ini,” ujar Menteri Suharso pada Webinar Masa Depan Proyek Strategis, Sabtu (27/6).
Salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan negara adalah dengan meningkatkan jam kerja. Sebelum adanya pandemi, utilisasi sektor manufaktur tercatat sebesar 70 persen. Namun adanya pandemi menyebabkan utilisasi kedua sektor menurun menjadi 30 persen. Hal ini mengakibatkan hilangnya daya beli masyarakat sebesar Rp 124,8 triliun dalam waktu 10 minggu. Menteri Suharso mengatakan menurunnya daya beli akibat kedua sektor juga mempengaruhi daya beli di sektor lainnya dengan total kehilangan daya beli ini dari efek tidak langsungnya mencapai Rp 368 triliun. “Kalau ini diteruskan loss of income ini akan lebih besar, karenanya kita berharap jam kerja bisa dikembalikan,” tutur Menteri Suharso.
Untuk itu, peningkatan kualitas SDM sangat penting untuk membangun ekonomi pasca pandemi. Peningkatan kualitas SDM ini diharapkan juga dapat mendorong peningkatan kualitas jam kerja. Menteri Suharso mengatakan peningkatan kualitas SDM ini bisa menghasilkan produk dengan kualitas yang lebih baik yang diharapkan dapat memperluas pasar, sehingga tidak hanya bisa menguasai pasar lokal tetapi juga global. “Suatu barang yang bagus hanya bisa dihasilkan dari orang dengan kemampuan baik. Hal tersebut memerlukan SDM yang berkualitas dan berdaya saing, sehingga hal tersebut bisa menjadi nilai tambah,” pungkas Menteri Suharso.
Menteri Suharso juga mengatakan pendidikan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pekerja di Indonesia. Menteri Suharso mencontohkan Korea Selatan yang banyak mengirimkan pemuda-pemudinya belajar ke luar negeri. Selepas pulang, para pemuda-pemudi tersebut bisa mengembangkan desain untuk membangun negaranya. “Indonesia juga butuh seperti itu, desain ini harus kita miliki. Kita lakukan persiapan anak di Indonesia untuk mendapatkan beasiswa, tidak hanya dari LPDP atau Dikti, tetapi juga dari swasta,” tutur beliau.