Dorong Ekonomi Inklusif, Bappenas Tandatangani Mou Pengembangan Kuliner Lombok Bersaing Di Pasar Global
Berita Kerjasama - Senin, 25 November 2019
JAKARTA – Kementerian PPN/Bappenas menjalin kerja sama dengan PT Kampung Kearifan Indonesia (Javara) untuk mengembangkan bisnis inklusif kewirausahaan pariwisata sub-sektor kuliner di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Hal ini ditandai dengan Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Pengembangan Bisnis Inklusif Kewirausahaan Pariwisata Sub-Sektor Kuliner di Lombok, yang berlangsung di Kantor Javara, Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (22/11). Kerja sama Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jerman ini merupakan bagian dari proyek Innovation and Investment for Inclusive and Sustainable Economic Development (ISED) bertujuan untuk mempromosikan peluang kerja, yang dimulai sejak 2017-2021.
Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Kementerian PPN/Bappenas Leonardo Adypurnama Alias Teguh Sambodo mengatakan, Kementerian PPN/Bappenas sangat mengapresiasi kolaborasi ini karena telah mengangkat kearifan lokal sehingga membawa kuliner Indonesia lebih dikenal hingga di pasar global. Hal ini diyakini dapat menjadi masukan untuk mengembangkan usaha kecil dan menengah di tanah air. “Acara ini sudah sesuai dengan niat pemerintah yang ingin mengembangkan ekonomi rakyat kecil,” ujarnya. Leonardo menyebutkan, prioritas pemerintah untuk lima tahun ke depan menempatkan pembangunan SDM pada urutan pertama. Pembangunan manusia yang pekerja keras, dinamis, terampil serta menguasai ilmu pengetahuan dan didukung pengetahuan di bidang teknologi modern, perlu diraih dengan cara-cara baru.
Kementerian PPN/Bappenas telah mendukung pembangunan SDM ini melalui beberapa hal. Pertama, peningkatan kerja sama dengan dunia usaha. Kedua, penguatan penyelenggaraan pendidikan dan teknis, serta pendidikan vokasional dan pelatihan. Ketiga, pemantapan sistem sertifikasi kompetensi. Keempat, peningkatan keterampilan kewirausahaan. “Kami menilai bahwa kerja sama yang terjalin melalui nota kesepakatan ini dapat menjadi salah satu cara dalam mencapai pembangunan SDM, terutama di Nusa Tenggara Barat yang merupakan salah satu destinasi prioritas pariwisata,” tandas Leonardo.
Dalam kesempatan yang sama, pimpinan Javara Helianti Hilman menyebutkan, selama ini pihaknya fokus mengangkat pangan yang kerap terlupakan. Hasilnya, Javara sudah bisa meningkatkan nilai tambah produk yang berasal dari pelosok Indonesia jadi bahan bertaraf internasional. “Kami sudah berjalan selama 10 tahun dan sudah melibatkan 2.000 petani, menghasilkan 900 produk, 250 di antaranya sudah tersertifikasi. Kami juga mengekspor produk pangan ke 25 negara,” ucapnya.
Menurut Hilman, investasi membangun manusia di sektor pertanian bukan lah pekerjaan yang mudah. Apabila petani tidak masuk ke proses pengolahan produk, maka sampai kapan pun mereka tidak akan pernah bisa makmur. “Upaya ini juga merupakan usaha membangun sektor pariwisata. Sudah waktunya kita menjadi tuan rumah di destinasi pariwisata kita, dan jadi pelaku usaha aktif. Kuncinya, kalau mau cepat harus bergandeng tangan antara lembaga dan swasta,” tukasnya.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, Presiden RI Jokowi meminta agar pembangunan usaha kecil dan menengah sebagai penopang ekonomi nasional dapat dipacu. “Momennya sekarang, karena ekonomi dunia sedang lesu. Banyak hal yang sudah dilakukan untuk mendukung pelaku UKM, salah satunya suku bunga sudah diturunkan,” pungkasnya.