Dialog Kebangsaan Kukuhkan Ideologi Pancasila dalam rangka Merawat Kebhinekaan

JAKARTA – Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro memberikan sambutan dalam acara Dialog Kebangsaan “Mengukuhkan Ideologi Pancasila dalam rangka Merawat Kebhinekaan” yang diselenggarakan di Ruang Rapat SG 3-5, pada Selasa (5/9). Dialog Kebangsaan ini menghadirkan beberapa narasumber, yaitu Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP) Yudi Latief, Ph.D dan Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggaraan Pemilu (DKPP) Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH dengan moderator adalah pemimpin redaksi Tempo TV Wahyu Muryadi. Acara dihadiri oleh jajaran pimpinan dan staf, widyaiswara dan diaspora Kementerian PPN/Bappenas.

Dialog Kebangsaan ini menghadirkan beberapa narasumber, yaitu Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP) Yudi Latief, Ph.D dan Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggaraan Pemilu (DKPP) Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH dengan moderator adalah pemimpin redaksi Tempo TV Wahyu Muryadi. Acara dihadiri oleh jajaran pimpinan dan staf, widyaiswara dan diaspora Kementerian PPN/Bappenas.

Dialog Kebangsaan ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan kebangsaan, memupuk rasa cinta tanah air, memperkuat semangat kebhinekaan yang pada akhirnya untuk memperkuat jati diri bangsa Indonesia dalam memperkokoh ideologi Pancasila. Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Kementerian PPN/Sekretaris Utama Bappenas Gellwynn Jusuf.

“Dialog kebangsaan ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan kebangsaan dan menghasilkan pemikiran-pemikiran yang bermanfaat bagi negara,” tutur Gellwynn Jusuf.

Dalam sambutannya, menteri Bambang mengatakan Korea Selatan dan negara di kawasan Eropa merupakan contoh negara yang dulunya dianggap negara yang belum maju dan tertinggal, namun saat ini negara tersebut sudah berhasil menjadi negara maju, dan hingga saat julukan sebagai negara maju masih dipertahankan oleh dua negara tersebut. Hal ini dikarenakan besarnya kepedulian mereka untuk tetap konsisten merawat kebangsaan negara mereka.

“Merawat kebangsaan negara menjadi penting, karena di dalam era kompetisi antar negara mau tidak mau satu negara dengan negara lain akan dibandingkan baik dari stabilitas politik, keamanan, juga ekonominya. Dan ini tidak bisa hanya menggunakan pendekatan hukum semata, namun juga diperlukan pendekatan kebangsaan yang menumbuhkan nasionalisme,” jelas menteri Bambang.

Beliau juga mengingatkan suatu negara juga harus memiliki rasa nasionalisme dan ini harus ditanamkan oleh seluruh masyarakat yang ada di dalamnya. Namun, sikap nasionalisme tidak boleh menjadi ektrem atau ultra nasionalis, karena justru akan membuat negara tersebut jatuh (collapse). Memiliki rasa kebangsaan adalah hal penting yang harus dimiliki negara sebagai dasar untuk menyusun strategi ekonomi dan strategi kebijakan pembangunan

“Saya berharap dengan adanya acara ini bisa memberikan bekal kepada semua ketika menyusun strategi kebijakan dan langkah-langkah mencapai tujuan dari negara, juga menumbukan semangat kebangsaan dan terus menjaga kebhinekaan,” tutup menteri Bambang.