Bappenas Melalui SUN AM 2022 Tingkatkan Komitmen Perbaikan Gizi Indonesia

Sebagai focal point Scaling Up for Nutrition (SUN), Kementerian PPN/Bappenas menyelenggarakan SUN Annual Meeting (SUNAM) 2022 sebagai wadah untuk memperkuat komitmen kerja sama pemerintah dan organisasi non-pemerintah dalam perbaikan gizi, forum apresiasi kontribusi jejaring SUN, serta sarana advokasi kepada kelompok masyarakat yang lebih luas. SUNAM keempat ini mengangkat tema “Bekerja Bersama Mencapai Target N4G” sejalan dengan komitmen Indonesia dalam Nutrition for Growth (N4G) untuk mengatasi masalah gizi. “Pembangunan gizi kini menjadi prioritas pembangunan, ditandai dengan penetapan perbaikan gizi sebagai Proyek Prioritas dalam RPJMN 2020-2024, Percepatan Penurunan Stunting sebagai Major Project, dan terbitnya Peraturan Presiden tentang Percepatan Penurunan Stunting,” tutur Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Rabu (23/12).

Saat ini Indonesia masih memiliki tiga beban masalah gizi, yakni kekurangan gizi makro, kekurangan gizi mikro, dan kelebihan gizi. Selain itu, malnutrisi pada ibu hamil dan balita, serta pola makan yang tidak sehat juga menjadi faktor risiko penyakit dan dapat mempengaruhi capaian pembangunan kesehatan ke depan. Untuk itu, kolaborasi pemangku kepentingan sangat dibutuhkan untuk mendorong perbaikan gizi di Indonesia. “Sebagai focal point SUN, kami menyampaikan apresiasi kepada jejaring yang terus berkolaborasi dengan pemerintah dalam upaya perbaikan gizi di Indonesia,” ungkap Plt. Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas Subandi Sardjoko. Saat ini tercatat 109 anggota yang tergabung dalam jejaring SUN yang telah mengadakan 150 kegiatan perbaikan gizi selama 2021 dan 2022.

Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas Pungkas Bahjuri juga mengatakan pentingnya upaya bersama perbaikan gizi untuk mencapai target stuntingwasting, dan obesitas. “Pencapaian target ini berkaitan dengan pencapaian target gizi global lainnya, seperti menurunkan prevalensi anemia pada wanita usia subur dan berat bayi lahir rendah, serta meningkatkan prevalensi ASI eksklusif. Target tersebut dapat dicapai dengan akselerasi berbagai kebijakan serta kegiatan berbasis bukti, didukung pendanaan yang memadai. Tentunya, dibutuhkan kolaborasi yang kuat dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga mitra pembangunan, dunia usaha, organisasi masyarakat madani, serta akademia dan organisasi profesi,” ujar Pungkas.

Tidak hanya target nasional, upaya perbaikan gizi juga menjadi target global, yaitu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs). Tujuan 2: mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan nutrisi yang lebih baik dan mendukung pertanian berkelanjutan serta Tujuan 3: memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia. “Saya ingin menyampaikan apresiasi kepada aktor non-pemerintah, khususnya yang tergabung dalam SUN Indonesia, terus aktif mendukung upaya perbaikan gizi di Indonesia. Semoga kegiatan ini dapat menghasilkan langkah strategis ke depannya untuk terus mendukung upaya peningkatan kualitas SDM unggul dan berdaya saing,” pungkas Menteri Suharso.