Bappenas-FOLU Indonesia-Akademisi Bahas Pemodelan Transformasi Sistem Pangan

JAKARTA Sebagai salah satu upaya mendorong transformasi sistem pangan dan tata guna lahan di Indonesia, Kementerian PPN/Bappenas berkolaborasi dengan Koalisi Food and Land Use (FOLU) Indonesia menyelenggarakan kegiatan stakeholders meeting dengan tema “Food and Land Use System Transformation in Indonesia: Through Modelling Approach” pada Kamis (10/2). Dihadiri unsur pemerintah, universitas, dan lembaga penelitian, kegiatan tersebut membahas peningkatan tata guna lahan Indonesia untuk mencapai kedaulatan pangan hingga mengembangkan strategi transformasi sistem pangan dan tata guna lahan yang berkelanjutan di Indonesia melalui pemodelan. Pemodelan ini berkontribusi dalam perumusan kebijakan, monitoring dan evaluasi perencanaan pembangunan dalam sistem pangan dan tata guna lahan, termasuk dalam penyusunan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024.

Saat ini, sistem pangan kita masih menghadapi banyak isu dan tantangan, antara lain keberlanjutan dan produktivitas lahan pertanian, timbulan food loss and waste, prevalensi stunting, kemiskinan perdesaan serta emisi karbon dari sektor lahan. “Semua isu ini saling terkait. Isu keberagaman tantangan dan keberagaman potensi perlu dipahami secara kontekstual. Kita perlu menggali evidence based dengan merumuskan kebijakan dengan langkah-langkah yang efektif dan membangun model yang memahami keterhubungan aspek pembangunan,” ujar Direktur Pangan dan Pertanian Kementerian PPN/Bappenas Anang Noegroho.

Sejumlah pemodelan yang berpartisipasi pada kegiatan ini meliputi Food, Agriculture, Biodiversity, Land-use, and Emission (FABLE) Calculator yang dikembangkan FABLE Consortium. Global Biosphere Management Model (GLOBIOM) yang dikembangkan Restore+, Dynamic Economy-wide model for Indonesia (DEWI) yang dikembangkan IFPRI, dan System Dynamics yang dikembangkan oleh Policy Lab, Kementerian PPN/Bappenas. Perencana Ahli Madya Kementerian PPN/Bappenas Jarot Indarto menambahkan, target pembangunan harus saling bertaut. “Model yang diinginkan, bisa memahami keterkaitan, merumuskan kebijakan dengan langkah praktis dalam mencapai target. Untuk target pangan dan pertanian sendiri, mengacu sasaran yang sudah diamanatkan, yaitu memenuhi pangan individu agar sehat dan produktif. Target sasarannya, misalnya pengentasan stunting, kemiskinan, dan lainnya,” ungkapnya.

FOLU Indonesia menyatakan pentingnya pemodelan untuk mewujudkan transformasi pangan Indonesia. “Koalisi FOLU Indonesia siap menjadi mitra Kementerian PPN/Bappenas dalam merumuskan pemodelan paling sesuai dengan target dan visi Pemerintah Indonesia untuk mewujudkan sistem pangan dan tata guna lahan berkelanjutan dari tingkat nasional hingga kelompok masyarakat terkecil di Indonesia,” ujar Manajer FOLU Indonesia Gina Karina.