Bappenas Dorong Pemulihan dengan Ekonomi Hijau
Berita Pembangunan - Kamis, 18 Februari 2021
Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti menegaskan pertumbuhan ekonomi harus sejalan dengan pelestarian lingkungan melalui penerapan ekonomi hijau. Di Indonesia, keberpihakan ekonomi terhadap aspek lingkungan sudah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Penerapan ekonomi hijau dinilai lebih menguntungkan dibandingkan ekonomi secara business as usual. “Green economy bukan hambatan untuk masa datang, tapi suatu peluang menjadi lebih produktif dan berkelanjutan,” ujar Deputi Amalia dalam Webinar Multi-Stakeholder Participation in Green Investement that has Impact on Labor Absorbtion Green Jobs Creation in The Framework of Green Economy, Kamis (4/2).
Perlu komitmen dan upaya masif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta menurunkan emisi karbon secara bersamaan, terlebih di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang menyebabkan 2,7 juta penduduk di Indonesia kehilangan pekerjaan sehingga meningkatkan tingkat pengangguran. Untuk itu, ekonomi hijau dapat lebih berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. “Kita lihat dunia memiliki tren baru. Pandemi telah membawa perubahan salah satunya tren green recovery. Paket ekonomi yang dilakukan negara lain adalah menempuh langkah pemulihan hijau,” ucap Deputi Amalia.
Penerapan ekonomi hijau ini dapat menciptakan peluang pekerjaan dan investasi baru, termasuk investasi USD 10 juta pada pembangunan renewable technology yang dapat menciptakan 75 juta pekerja baru. Investasi ini menciptakan pekerjaan lima kali lebih banyak dibandingkan pembangunan energi biasa. Hasil simulasi Kementerian PPN/Bappenas menunjukkan bahwa energi baru dan restorasi lahan gambut dapat menciptakan 103 ribu pekerjaan setiap tahunnya. Untuk itu, Deputi Amalia mendorong penerapan investasi hijau menjadi katalis ekonomi Indonesia lebih maju. “Kolaborasi dan sinergi antar pihak menjadi kunci penting mencapai Indonesia hijau. Kami menginginkan adanya pionir ekonomi hijau dan stimulus sesuai bidang masing-masing,” imbuhnya.
Senada dengan Deputi Amalia, Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas Medrilzam menjelaskan pentingnya pemulihan ekonomi melalui ekonomi hijau, salah satunya untuk menurunkan 204 ribu ton CO2 dan menekan emisi gas rumah kaca. “Ekonomi hijau akan mendorong 24 juta lapangan kerja secara global dan hanya sekitar 14 sektor yang mengalami perubahan. Hilangnya pekerjaan ini sedikit jika dibandingkan dengan banyaknya lapangan kerja yang tercipta, green job,” tutur Direktur Medrilzam.