Awali Kunker NTT, Menteri Suharso Tinjau Progres Pembangunan KSPN Prioritas Puncak Waringin
Siaran Pers - Kamis, 16 Juli 2020
LABUAN BAJO – Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa bersama Gugus Tugas Kementerian PPN/Bappenas untuk Percepatan Penanganan Covid-19 melakukan kunjungan kerja ke Provinsi NTT dalam rangka Peninjauan Kesiapan Pemulihan Ekonomi dan Sosial Labuan Bajo sebagai Satu Dari 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas, pada Kamis (16/7). “Kementerian PPN/Bappenas mengampu hampir semua sektor sehingga semua sektor akan kami tinjau. Rencana prioritas untuk Labuan Bajo adalah pariwisata dengan menyiapkan spot-spot pariwisata termasuk untuk pertemuan G-20 dan ASEAN Summit 2023. Mudah-mudahan, kalau Covid-19 sudah bisa diatasi, vaksin sudah ditemukan tahun depan sehingga orang bisa berkunjung, kami memastikan kesiapan yang ada selain tentu perhatian dari Presiden, Labuan Bajo menjadi salah satu destinasi yang diandalkan,” jelas Menteri Suharso.
Pada hari pertama kunjungan, Menteri Suharso meninjau progres pembangunan Puncak Waringin dan Creative Hub Labuan Bajo sebagai bagian Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Prioritas. Pembangunan Puncak Waringin tahap I dilaksanakan dengan dukungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada Juli-Desember 2019, terdiri atas pembangunan gedung utama 350 m2 yang berfungsi sebagai lounge dan pusat cendera mata serta viewing deck. Pada 2020, dilanjutkan pembangunan tahap II terdiri atas bangunan komersial 525 m2 yang berfungsi sebagai kios lengkap dengan area tenun, musala, dan toilet. Ruang terbuka publik juga dilengkapi area amphitheater sebagai salah satu pilihan lokasi wisata baru di Labuan Bajo yang unggul karena lokasinya sangat strategis. Kawasan ini akan mencakup training camp dan fasilitas pendukungan produk kreatif yang berkaitan dengan pariwisata dan UMKM. Creative Hub dibangun untuk dapat dimanfaatkan secara komunal oleh komunitas dalam meningkatkan kualitas produk yang ditawarkan kepada para wisatawan di Labuan Bajo. “Pandemi ini mengakibatkan turunnya devisa pariwisata yang kita peroleh, yang biasanya kita dapatkan USD 18-22 miliar, turun menjadi USD 4 miliar. Labuan Bajo adalah salah satu dari spot destinasi wisata yang kita harapkan bisa menarik devisa karena pariwisata ke depan lebih bersifat quality tourism, bukan mass tourism, dan Labuan Bajo adalah salah satu destinasi terbaik,” pungkas beliau.