HLF MSP 2024: Perkuat Pembiayaan Pembangunan melalui Kerja Sama Multipihak

BALI – Dalam sesi paralel tematik “G20 Bali Global Blended Finance Alliance (GBFA): A Breakthrough of Multi-Stakeholder Financing for Development” Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak atau High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024,  peran blended finance atau pembiayaan campuran diperdalam sebagai potensi model keuangan multipihak. “Aliran dana sebagian besar mengalir ke negara-negara maju, tidak banyak yang mengalir ke negara-negara berkembang. Mengapa? Hambatan utamanya adalah risiko. Persepsi risiko politik, kredit, proyek, nilai tukar, sehingga rata-rata kualitas kredit di pasar negara berkembang cenderung di bawah peringkat investasi. Ini menyebabkan tingginya biaya modal, yang menghambat minat sektor swasta,” jelas Mari Elka Pangestu selaku Utusan Khusus untuk Global Blended Finance Alliance, Selasa (3/9).

Pembiayaan pembangunan yang efektif memerlukan kolaborasi luas dari seluruh perekonomian dan masyarakat untuk mencapai kebaikan bersama. Di banyak negara, penggunaan sumber daya publik secara bijaksana untuk meningkatkan investasi swasta telah menjadi prioritas utama. Investasi sektor swasta yang aktif, bertanggung jawab, dan inklusif berperan penting dalam pendorongan pertumbuhan ekonomi. Dalam konteks ini, pembiayaan campuran menawarkan peluang strategis untuk memobilisasi tambahan pembiayaan swasta. Pembiayaan campuran memberikan kebebasan modal untuk berinvestasi di bidang yang kekurangan dana, mengatasi tantangan yang sering dihadapi oleh investor yang menganggap segmen investasi ini terlalu berisiko atau keuntungan yang tidak sebanding dengan risiko. Namun, kurangnya platform intermediasi yang dapat diakses menyulitkan donor swasta untuk berpartisipasi dalam pembiayaan campuran. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan platform atau medium yang memudahkan interaksi antara investor swasta dan penyedia modal.

Sebagai langkah penting optimalisasi potensi pembiayaan campuran, KTT G20 Bali 2022 memperkenalkan G20 Bali Global Blended Finance (GBFA). Inisiatif ini bertujuan untuk menjadi terobosan dalam pembiayaan pembangunan multipihak. Tujuan utama GBFA G20 Bali adalah membawa perspektif internasional, mengikuti dinamika pasar, dan memposisikan diri sebagai solusi tantangan global. Platform ini akan menerapkan skema, jalur proyek, dan memenuhi standar bankability untuk memastikan relevansi, dampak, dan kelayakan kegiatan yang dilakukan, dengan mempertimbangkan kebutuhan swasta dan perspektif filantropi. GBFA G20 Bali juga memperluas pembiayaan campuran di negara berkembang, termasuk least developed countries dan small island developing states. “Kami berharap, GBFA akan mengisi kesenjangan pembiayaan dengan memfasilitasi akses yang lebih baik bagi donor swasta dan memastikan aliran modal yang lebih besar ke sektor pembangunan” pungkas Mari.