Publikasi Perkembangan Ekonomi

• Pada semester I 2015, nilai ekspor non migas sudah mencapai 43% dari total target, atau sebesar USD 68.301 juta.
• Nilai impor Indonesia pada Juni 2015 sebesar USD 12.964 juta, menurun sebesar 17,4% dibandingkan Juni 2014, begitu pula impor migas dan non migas yang mengalami penurunan sebesar 24,0% dan 15,6%.
• Pada Juni 2015, negara asal impor non migas terbesar adalah China dengan nilai sebesar USD 2.624 juta, disusul Jepang, Amerika, Thailand, dan Singapura.
• Pada Juni 2015, Lemak dan Minyak Hewan/Nabati (HS 15) menjadi barang ekspor dengan proporsi paling tinggi, sebesar 15,0%, disusul Bahan Bakar Mineral (HS 27) dengan proporsi sebesar 10,4%.

Publikasi triwulan II tahun 2015 ini memberikan gambaran dan analisa mengenai perkembangan ekonomi dunia dan Indonesia hingga triwulan II tahun 2015. Dari sisi perekonomian dunia, publikasi ini memuat perkembangan ekonomi Amerika Serikat dan negara-negara kawasan Eropa, serta kondisi ekonomi regional Asia. Dari sisi perekonomian nasional, publikasi ini membahas pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II tahun 2015 dari sisi moneter, fiskal, neraca perdagangan, perkembangan investasi dan kerja sama internasional, serta industri dalam negeri.

Update Global
Uni Eropa menolak memperpanjang program pinjaman kepada Yunani. Tidak tercapainya kesepakatan tersebut mendorong Pemerintah Yunani menutup aktivitas perbankan dan pasar keuangan, serta mengagendakan referendum.

Update Domestik
Pemerintah dan bank sentral mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik, di antaranya penurunan LTV, penurunan tingkat suku bunga UMKM, dan peningkatan PTPKP pajak.

​​Update Global
The Fed memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunganya seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang cenderung moderat. The Fed diyakini akan meningkatkan tingkat suku bunganya di pertemuan bulan September.

Update Domestik
Kinerja perdagangan Indonesia belum menunjukkan perbaikan di bulan Mei. Masih lemahnya ekonomi domestik terlihat dari impor yang masih kembali menurun, baik dibandingkan bulan lalu maupun tahun lalu.

​​Update Global
Berbagai kebijakan stimulus yang diberikan bank sentral dan pemerintah China belum menunjukkan hasil. Anjloknya impor China di bulan Mei menjadi indikasi masih lemahnya permintaan domestik di kuartal II 2015.

Update Domestik
Pertumbuhan kredit bulan April, yang lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya menjadi indikasi dini pelemahan ekonomi domestik masih berlanjut di kuartal II 2015.

​​Update Global
Pertumbuhan ekonomi Filipina dan India, dua negara yang dianggap setara dengan Indonesia saat ini, di kuartal I 2015 mencapai masing-masing sebesar 5,2 dan 7,5 persen.

Update Domestik
Inflasi domestik Mei menembus 7 persen (YoY). Kenaikan inflasi terutama disebabkan oleh kenaikan pada bahan makanan (volatile food). Sementara itu realisasi penerimaan pajak per Mei baru mencapai 29,13 persen dari target.

​​Update Global
Ekonomi Brazil beresiko mengalami stagflasi. Tingkat pengangguran meningkat seiring dengan resesi dan kenaikan inflasi.

Update Domestik
BI masih menerapakan kebijakan moneter bias ketat. BI rate dipertahankan pada tingkat 7,5 persen. BI melonggarkan kebijakan makroprudensialnya untuk mendorong perekonomian.

​​Update Global
Pertumbuhan ekonomi AS di kuartal I, sebesar 0,2 persen, lebih rendah dari ekspektasi. Lemahnya data pertumbuhan ekonomi menambah ketidakpastian waktu kenaikan suku bunga oleh The Fed.

Update Domestik
Inflasi Indonesia meningkat pada April 2015 menjadi sebesar 0,36 persen (mtm). Sementara itu, pertumbuhan ekonomi kuartal I mengalami perlambatan, yakni sebesar 4,7 persen..​​​​​​

​​Update Global
Bank sentral China kembali melonggarkan kebijakan moneternya dengan menurunkan rasio giro wajib minimum (GWM) dan rencana melakukan quantitave easing.

Update Domestik
Kinerja penerimaan perpajakan Indonesia di kuartal I 2015 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan terbesar terjadi pada pajak migas, PPh badan, dan PPN impor.

​​Update Global
Belum tercapainya kesepakatan antara Yunani dengan Uni Eropa dan IMF berdampak negatif terhadap persepsi investor terhadap Yunani dan proses pemulihan ekonomi zona Euro.

Update Domestik
Indonesia kembali mencatat surplus perdagangan di bulan Maret, didorong oleh surplus di neraca perdagangan non migas, sementara neraca perdagangan migas mencatat defisit.